LEBAK, (tintakitanews.com) – Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) Badan Koordinasi Jawa Bagian Barat (Badko Jabagbar), Aceng Hakiki angkat bicara soal adanya salah satu mahasiswa diduga tersengat listrik saat demo pada Senin (11/4/2022) di depan Pemda Lebak dan di DPRD Lebak.
Salah satu mahasiswa yang tersengat listrik diduga akibat tegangan listrik pada besi gerbang Kantor Pemda Lebak.
Menurut Aceng, itu diduga akibat kelalaian pihak pemerintah daerah yang seharusnya ada pemeliharaan juga pengecekan di wilayahnya.
“Seharusnya kan ada pemeliharaan di wilayah Kantor Pemkab Lebak. Masa ada yang tersengat listrik di Gerbang, artinya kan ada kabel yang menempel atau tegangan listrik yang menempel di besi Gerbang itu. Bisa jadi kabel listrik itu diameternya dekat sekali dengan gerbang itu. Ini juga bukan soal sudah ditanggung jawab atau tidak, tapi tentu hal ini menjadi peristiwa buruk karena ini soal keselamatan nyawa manusia,” tegas Ketua HMI MPO Jabagbar Aceng Hakiki pada awak media, Selasa (12/4/2022).
Lanjut Aceng, pihaknya mengecam keras jika adanya kelalaian dan meminta pihak APH segera menyelidiki peristiwa tersebut.
“Kami minta pihak berwajib segera menyelidiki apakah benar itu karena kelalaian atau bagaimana, jika benar, siapa yang bertanggung jawab, dan itu ada bisa dipidana,” tegas Aceng Hakiki.
Dikatakan Aceng, mirisnya kepekaan Pemerintah Kabupaten Lebak juga DPRD Lebak selaku wakil rakyat terhadap Mahasiswa itu menjadi catatan buruk di Kabupaten Lebak. Padahal kata Aceng, mahasiswa mewakili masyarakat membawa aspirasi masyarakat untuk disetujui sebagai bahan pertimbangan dan upaya dari mahasiswa juga pemerintah dan DPRD Lebak.
“Aspirasi, ini soal aspirasi masyarakat. Soal kelangkaan minyak, soal konstitusi atau adanya rencana Presiden tiga periode dan segala hal yang menjadi keresahan masyarakat. Lantas, apa yang mereka perjuangkan untuk masyarakat jika aspirasi saja tidak diterima. Saya pribadi sangat miris dan kecewa rekan rekan mahasiswa saat Demo hingga diguyur hujan tidak dijumpai oleh wakil rakyatnya,” ungkap Aceng.
Lebih lanjut, Aceng berharap jangan sampai ini akan kembali menjadi pembahasan di elemen mahasiswa untuk melakukan pergerakan kembali soal lemahnya keperdulian pemerintah daerah dan wakil rakyat Lebak
“Jangan sampai akhirnya kami melakukan Mosi tidak percaya terhadap pemerintah daerah dan DPRD Lebak, karena tidak perdulinya terhadap aspirasi masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Asisten Daerah (Asda) I Pemda Lebak Alkadri membantah adanya mahasiswa yang tersengat listrik saat Demontrasi kemarin. Ia meminta agar dilakukan penyelidikan darimana aliran listrik tersebut berasal.
“Kita harus selidiki dulu benar engganya itu ada yang kesetrum. Soalnya kan itu pagar setiap harinya dibuka sama petugas tapi engga pernah ada yang kena setrum,” terang Alkadri.
Menurut Alkadri, adanya informasi mahasiswa yang kesetrum itu tentunya harus diselidiki terlebih dahulu, karena ketika adanya demontrasi mahasiswa kemarin itu bukan hanya mahasiswa yang memegang gerbang tersebut.
“Yang memegang pagar itu kan banyak engga mahasiswa saja. Ada Polisi, Sat Pol PP, tapi tidak ada yang tersengat listrik, dan harus konfirmasi ulang aliran listrik itu sebelah mana,” imbuhnya.
“Kita juga kan engga tau, karena yang memegang pagar itukan banyak juga. Jadi kalau ada yang kena setrum yang lainnya juga pasti kena, dan ini harus di konfirmasi dulu supaya jelas,” tambah Alkadri menegaskan.
Ketika ditanya soal adanya salah satu mahasiswa bernama Sahrul yang mengaku terengat listrik saat demontrasi dan kemudian langsung dilarikan ke RSUD Adjidarmo, Alkadri mengaku akan melakukan konfirmasi, karena ia mengaku belum mendapat laporan adanya kejadian tersebut.
“Nanti saya akan konfirmasi karena saya belum ada laporan, karena yang bawanya kan teman-teman tapi engga ada yang konfirmasi ke kita, jadi belum ada laporan bahwa ada yang tersengat listrik disitu,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Korps Pengader HMI MPO Cabang Lebak Sahrul Gunawan membenarkan bahwa dirinya kena sengatan listrik dari Gerbang Pemda Lebak dan sempat di bawa ke RSUD Adjidarmo.
“Betul bang, saat itu saya kan aksi di depan kantor DPRD Lebak dan tidak menemukan titik temunya. Kemudian
kita semua mahasiswa saat itu sepakat ingin masuk kedalam kantor DPRD sebagai bentuk kekecewaan kami karena pihak DPRD itu tidak ada hadir didepan Publik. Nah, kan masih ada Gerbang di Pemda Lebak itu, disitu ada yang ngejagain, kita akhirnya lari kesitu untuk masuk,” tegas Sahrul Gunawan.
Saat itu, kata Sahrul, dirinya mengaku saat hendak masuk lewat Gerbang Pemda Lebak, posisinya paling depan.
Setelah itu, pas pertama dirinya memegang Gerbang Pemda itu tidak ada sengatan listrik.
“Bahkan saya mau masuk, karena saat itu ada sedikit gesekan dengan anggota Satpol PP, saya di paksa untuk keluar oleh Satpol PP. Akhirnya saya bersi keras untuk masuk kedalam dan memegang Gerbang, nah aksi masa mengikuti, nah karena mereka merasa itu ada sengatan listrik mereka melepaskan tangan tangannya,” ungkap Sahrul.
“Tapi saya tetap berusaha mendorong agar si pintu gerbang itu terbuka, karena saya paling depan. Herannya, saya dengar ada anggota Satpol PP yang bicara ya udah biarin saja. Saya yang lebih parah kena sengatan listrik karena saya yang paling lama,” tambah Sahrul Gunawan.
Lanjut Sahrul, ada sekitar empat mahasiswa yang merasa terkena sengatan listrik di Gerbang tersebut.
“Iya, ada sekitar empat orang mahasiswa yang terkena setruman,”
ungkapnya.
Atas insiden tersebut, Sahrul meminta adanya penyelidikan yang serius dari pihak- pihak terkait.
“Saya minta agar diselidiki dengan serius, jika memang aliran listrik itu karena unsur kecelakaan, tolong segera di perbaiki, dan jika ada unsur kesengajaan, saya minta di tindak tegas sesuai aturan yang berlaku,” tutupnya.
Reporter : Aji Rosyad