JAKARTA – Di tengah derasnya arus informasi yang seringkali bias dan menyesatkan, Perkumpulan Pimpinan Redaksi Prima (PPRP), sebuah organisasi yang beranggotakan wartawan berpengalaman puluhan tahun, menyerukan perubahan mendasar dalam dunia jurnalisme. PPRP mengajak seluruh insan pers di Indonesia untuk kembali meneguhkan peran jurnalisme sebagai garda terdepan dalam melawan ‘kejutan publik’ yang meresahkan serta disinformasi yang merusak tatanan informasi.
Dengan semangat yang membara, PPRP menekankan bahwa jurnalis tidak hanya sekedar menyampaikan berita, tetapi juga harus menjadi penjaga kebenaran yang berani dan bertanggung jawab. Seruan ini muncul dari hasil diskusi mendalam yang melibatkan sembilan wartawan senior sebagai narasumber utama, yang berbagi visi tentang jurnalisme berintegritas dan relevan di era digital ini.
Sembilan Pilar Kebenaran: Resep PPRP untuk Jurnalisme yang Menginspirasi
Para wartawan yang tergabung dalam PPRP pada Sabtu, 29 November 2025, sepakat bahwa jurnalisme yang menginspirasi adalah jurnalisme yang berakar pada kebenaran, independensi, dan keberimbangan. Mereka merumuskan sembilan pilar utama yang harus dijunjung tinggi oleh setiap jurnalis:
1. Hermanius Burunaung: Verifikasi Tanpa Kompromi
“Di era ketika hoaks menyebar lebih cepat daripada kebenaran, verifikasi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan. Jurnalis harus menjadi benteng pertahanan pertama dalam memeriksa fakta dan memastikan bahwa hanya informasi yang akurat yang sampai ke masyarakat.”
2. Eric Vr: Independensi Sebagai Harga Mati
“Independensi adalah nyawa dari jurnalisme. Tanpa independensi, kita hanyalah corong kepentingan tertentu. Kita harus berani berdiri tegak, meski seorang diri, untuk membela kebenaran.”
3. Sabar Manahan Tampubolon: Etika Sebagai Kompas Moral
“Kode Etik Jurnalistik adalah pemandu moral kita. Ia memandu kita untuk selalu bertindak dengan integritas dan menghormati hak-hak semua pihak yang terlibat.”
4. Jhon: Kontrol Sosial yang Konstruktif
“Jurnalisme bukan hanya tentang melaporkan apa yang terjadi, tetapi juga tentang mengawasi kekuasaan dan memastikan para pemegang amanah bertanggung jawab kepada publik.”
5. Pajar Saragi: Kritik Berbasis Data
“Kritik tanpa data hanyalah retorika kosong. Jurnalis harus melakukan riset mendalam dan menyajikan fakta yang tak terbantahkan untuk mendukung kritik yang dilontarkan.”
6. Edi Uban: Tanggung Jawab Tanpa Batas
“Kebebasan pers datang dengan tanggung jawab besar. Kita harus menggunakan kebebasan ini untuk memberdayakan masyarakat dan membawa perubahan positif.”
7. Cas Roni: Keberimbangan yang Adil
“Setiap cerita memiliki banyak sisi. Jurnalis harus memberikan ruang yang adil bagi semua pihak untuk menyampaikan pandangan mereka secara proporsional.”
8. Fitri: Jurnalisme yang Manusiawi
“Di balik setiap berita, ada manusia dengan cerita dan emosi mereka. Kita harus memperlakukan mereka dengan hormat dan empati, serta menghindari sensasionalisme yang merugikan.”
9. Ali Sofyan: Praduga Tak Bersalah
“Setiap orang berhak dianggap tidak bersalah sampai terbukti bersalah di pengadilan. Jurnalis tidak boleh menghakimi atau membuat asumsi yang merugikan sebelum ada keputusan hukum yang final.”
Seruan Aksi PPRP: Saatnya Jurnalisme Bangkit dan Berperan Aktif
Dengan semangat yang tak pernah padam, PPRP menyerukan kepada seluruh jurnalis di Indonesia untuk:
– Memperkuat disiplin profesional dan ketaatan terhadap Undang-Undang Pers serta Kode Etik Jurnalistik sebagai landasan utama dalam menjalankan tugas.
– Menjadi agen perubahan yang membawa kebenaran dan keadilan, serta berani mengungkap fakta yang tersembunyi.
– Melawan hoaks dan disinformasi dengan fakta yang akurat dan verifikasi ketat, sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya literasi media.
– Menginspirasi generasi muda untuk mencintai jurnalisme berintegritas dan berkualitas, serta menumbuhkan semangat kritis dan analitis dalam diri mereka.
“Saatnya jurnalisme bangkit dan menunjukkan kekuatannya! Bersama, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih cerdas, adil, dan sejahtera,” seru Tim PPRP penuh keyakinan dan optimisme.












