LEBAK – Kehadiran wahana permainan “Korsel” di Terminal Tipe C Aweh, Lebak, memicu gelombang protes dari kalangan sopir angkutan dan masyarakat sekitar. Wahana yang beroperasi dalam format pameran atau bazar ini diduga kuat tidak mengantongi izin resmi, sehingga menimbulkan kecaman dan keluhan dari berbagai pihak yang merasa dirugikan.
Buyur, seorang sopir angkot yang setiap hari mencari nafkah di Terminal Aweh, mengungkapkan kekesalannya atas situasi ini. Ia merasa terpinggirkan dengan keberadaan wahana Korsel yang tiba-tiba muncul dan mengambil alih sebagian area terminal.
“Tahu-tahu ada korsel di sini. Mobil saya jadi susah keluar, menghambat kami mencari nafkah,” ujarnya dengan nada geram pada Selasa (18/11/2025).
Buyur menjelaskan bahwa kehadiran wahana Korsel telah mengganggu aktivitas rutin para sopir angkot dalam mencari penumpang. Ruang gerak mereka menjadi terbatas, yang berdampak langsung pada penurunan penghasilan mereka.
“Sekarang ini angkot sudah jarang, saya paling dapat dua rit. Dengan kondisi seperti ini, makin susah,” keluhnya.
Keluhan serupa juga datang dari sopir angkot lainnya. Mereka merasa bahwa keberadaan wahana Korsel telah merampas hak mereka untuk mencari nafkah di terminal yang seharusnya menjadi ruang publik untuk transportasi.
“Ini terminal buat angkot, bukan buat korsel. Kalau mau bikin wahana, jangan di terminal,” tegas Ujang, seorang sopir lainnya yang merasakan dampak serupa.
Menanggapi keluhan yang semakin meningkat, para sopir angkot mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil tindakan tegas. Mereka berharap agar wahana Korsel tersebut segera ditertibkan karena dinilai telah mengganggu ketertiban umum dan merugikan mata pencaharian para sopir angkot.
“Kami minta pemerintah segera menertibkan ini. Jangan sampai kami yang jadi korban,” tegas Buyur, mewakili suara para sopir yang merasa terancam.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak terkait mengenai perizinan dan dasar hukum keberadaan wahana Korsel di Terminal Tipe C Aweh, Lebak.
