MEDAN – Perserikatan Bangso Batak se-Dunia (PBBD), tetap komitmen untuk melestarikan adat budaya Batak karena suku Batak merupakan salah satu Suku yang lahir, besar dan berkembang di Nusantara atau Indonesia yang berasal keberadaannya di puncak gunung yang disebut Pusuk Buhit, di Kecamatan Limbong Kabupaten Samosir.
Komitmen tersebut ditegaskan Ketua Umum (Ketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perserikatan Bangso Batak se-Dunia (PBBD), Taulim P. Matondang ketika berbincang-bincang pasca menyambut Pesta Budaya Batak 2025, Sabtu (10/5/2025) di Sekip Foodcourt Medan.
Menurut Taulim P. Matondang yang akrab disapa Matondang, walaupun selama PBBD terlihat agak vakum, namun sesungguhnya pihaknya tetap ada dan terus berbuat untuk senantiasa menggali, mengembangkan dan melestarikan, adat budaya batak.
Pihaknya juga berharap kepada semua pengurus dan anggota PBBD agar turut berperan aktif dalam kegiatan, mengingat bahwa potensi penguasaan sejarah, adat dan budaya batak ada pada setiap insan batak.
Selain itu, dalam kesempatan acara membicarakan akan dilaksanakannya Pesta Budaya Batak 2025 dibentuk Tim PBBD sebagai pelaksana Pesta Budaya Batak 2025 yang rencananya akan dipusatkan di Kabupaten Samosir di tepi Danau Toba Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
“Dengan terbentuknya Tim PBBD sebagai pelaksana Pesta Budaya Batak 2025, maka diharapkan Pesta Budaya Batak 2025 yang akan dilaksanakan tahun 2025 ini akan sukses dengan target adat budaya Batak dapat dilestarikan,” kata Matondang.
“Perlu diingat bahwa satu suku bangsa itu dikenal lewat budaya yang melekat pada suku itu. Hal itu karena bangsa merupakan jatidiri atau identitas yang membedakan dengan jatidiri atau identitas suku bangsa lainnya,” sambungnya.
Selanjutnya Matondang menjelaskan melalui Pesta Budaya Batak diharapkan jatidiri atau identitas suku Batak dapat melekat dan terus terpelihara dalam bangso batak.
“Adat budaya menjadi mengidentifikasikan suatu suku bangsa dan itu juga berlaku pada peradaban suku Batak. Untuk itu katanya bila seseorang menyatakan jatidiri atau identitas sebagai orang Batak maka adat budaya Batak itu harus melekat pada dirinya,” katanya.
Lebih lanjut, Matondang menyampaikan Perserikatan Bangso Batak Sedunia (PBBD) mengajak seluruh keturunan Raja Batak, untuk dapat mensukseskan Pesta Budaya Batak 2025 dengan senantiasa menggali, mengembangkan dan melestarikan, adat budaya batak.
Perlu diketahui, PBBD sebelumnya bernama KBBD (Kesatuan Bangso Batak Sedunia). Seiring perkembangan dan perubahan peraturan Pemerintah, nama “Kesatuan” tidak boleh lagi dipakai, harus diganti dengan “Perserikatan” atau “Perkumpulan” yang sejenis, di deklarasikan 17 Oktober 2010 di Medan.
Awal terbentuknya KBBD juga adalah atas ide atau prakarsa Taulim Matondang, kemudian di Aktekan dengan beberapa tokoh sebagai “pendiri” seperti Alm Djanter Siahaan.
Saat itu, beberapa kali Pesta Budaya dan Seminar telah filakukan, dan tak lupa berkunjung/ziarah ke tempat leluhur di Samosir.
“Akibat perubahan nama Akte, pendiri pun berganti, antara lain :
1. Taulim P. Matondang
2. Ir. Impol Siregar SH, MH
3. Ramot Matondang
4. M. Syafrin Pasaribu SE
5. Ir. Candra Ginting.
6. H. Miswar Hasibuan
7. Rudi Harianto Manik SPd, sampai saat ini,” pungkasnya.
Dari pantauan tintakitanews.com, hadir dalam acara bincang-bincang menjelang Pesta Budaya Batak 2025 selain Ketua umum DPP PBBD Taulim P. Matondang ada pula Yusril Limbong, Frengky Hutahaean, Fadmin Malau dan Erwin Simanjuntak.