BANTEN – Jembatan penghubung Desa Bojot dan Desa Cemplang, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, yang telah dikesalkan warga selama kurang lebih dua tahun akibat kerusakan parah, akhirnya menelan korban pada Senin (8/12/2025). Kejadian ini membuat pegiat sosial dan aktivis menantang kinerja pemerintah kabupaten yang terkesan acuh terhadap keselamatan warga.
Menurut pantauan, kondisi jembatan sudah sangat memprihatinkan dan sewaktu-waktu dapat mengancam nyawa yang melintas. Sebelumnya, keluhan warga sudah disampaikan melalui pemberitaan, namun pemerintah terkait tidak menunjukkan langkah nyata untuk memperbaikinya.
Korban dalam kejadian ini adalah Rohanah (65) dan Mia Amelia (19), keduanya warga Desa Bojot. Kedua korban sedang mengendarai sepeda motor pada pukul sekitar 14.00 WIB ketika hilang keseimbangan akibat permukaan jembatan yang rusak dan minim bagian yang bisa dipijak. Kendaraan mereka terguling dan jatuh ke bawah jembatan.
“Kemarin siang saya mau ke tempat anak saya di Kampung Kebon Kalapa, dibawa motor cucu saya. Saya kaget pas sampe jembatan lihat kondisi yang rusak parah. Kami memilih jalan itu karena akses yang dekat, tapi cucu saya tidak bisa mengimbangi motornya sehingga kami jatoh,” ungkap Rohanah dalam keterangan yang dikutip Selasa (9/12/2025).
Menanggapi kejadian, Ketua Komisariat PMII STAI Assalamiyah menekankan perlunya perhatian segera dari Pemerintah Desa Cemplang dan Pemerintah Kabupaten Serang. “Jembatan ini bukan sekedar rusak, tapi sudah menjadi ancaman nyawa yang dibiarkan begitu lama. Kami meminta pemerintah segera memperhatikan pasilitas warganya, jangan hanya duduk santai di belakang meja. Apakah harus menunggu ada korban jiwa baru mau bertindak?” tegasnya.

Tinggalkan Balasan