SERANG – Gubernur Banten, Andra Soni, secara resmi meresmikan Pulau Lima Resort pada hari Sabtu, 29 November 2025, menandai langkah strategis dalam pengembangan sektor pariwisata di provinsi tersebut. Dalam acara peresmian yang berlangsung di lokasi, Gubernur menyampaikan keyakinannya bahwa Banten memiliki potensi besar untuk menjadi destinasi wisata utama nasional. Keunggulan geografis Banten yang dekat dengan Jakarta dan keberagaman destinasi mulai dari pegunungan hingga kepulauan menjadi modal utama untuk mendominasi sektor pariwisata di wilayah barat Pulau Jawa.
“Kami yakin masyarakat Banten memiliki semangat yang kuat untuk memajukan ekonomi daerah, dan pariwisata adalah salah satu pilar utama. Kami terus menjalin kolaborasi dengan dinas pariwisata di tingkat kabupaten dan kota agar Banten menjadi pilihan utama wisatawan di Indonesia,” ujar Andra Soni.
Gubernur menambahkan bahwa untuk mencapai status sebagai destinasi nasional, pembangunan infrastruktur harus disertai dengan keramahan warga yang dapat meningkatkan hospitalitas. Ia menegaskan bahwa kehadiran Pulau Lima Resort diharapkan mampu memperkaya portofolio destinasi berkualitas di Banten dan menarik minat wisatawan dari berbagai daerah.
Harmoni Antara Modernitas dan Pelestarian Budaya
Andra Soni mengapresiasi konsep pembangunan Pulau Lima Resort yang mengedepankan keseriusan dalam pengembangan sekaligus menjaga kearifan lokal. Selain menawarkan fasilitas modern, resort ini juga melestarikan situs ziarah makam leluhur dan menghadirkan masjid terapung sebagai simbol keberagaman dan harmoni budaya Banten.
“Resort ini dibangun dengan penuh perhatian dan tetap menjaga identitas Provinsi Banten. Tradisi berziarah ke makam leluhur terus kami pelihara, bahkan kami perbaiki agar tetap lestari,” kata Gubernur.
Pulau Lima Resort dirancang sebagai destinasi wisata lengkap (one-stop tourism) yang cocok untuk keluarga. Fasilitas yang disediakan meliputi kolam renang anak, olahraga air seperti jetski dan banana boat, serta area memancing. Lokasinya yang strategis memudahkan akses bagi wisatawan dari Jakarta maupun Serang, sehingga diharapkan mampu menjadi pilihan utama bagi wisata bahari.
Pengembangan Zonasi Wisata Beragam di Banten
Gubernur menjelaskan bahwa Banten memiliki zonasi wisata bahari yang beragam dan kuat. Beberapa destinasi unggulan meliputi:
– Anyer dan Carita sebagai kawasan wisata keluarga
– Tanjung Lesung sebagai eco-resort premium
– Sawarna dan Bagedur untuk kegiatan berkemah dan wisata olahraga (sport tourism)
– Pulau Tunda sebagai lokasi menyelam dan konservasi laut
– Pulau Lima sebagai ikon wisata bahari modern dan instagramable
“Target kami adalah menjadikan Pulau Lima Resort dan kawasan pesisir Banten sebagai West Coast Paradise, surga wisata bahari di pantai barat Jawa. Destinasi ini akan menjadi pusat utama bagi wisatawan yang mencari pengalaman bahari yang tak terlupakan,” tegas Andra Soni.
Gubernur juga mengajak masyarakat untuk mendukung investasi di sektor pariwisata, mengingat dampaknya yang luas terhadap perekonomian daerah. Ia menambahkan bahwa wilayah Jabodetabek merupakan pasar terbesar bagi wisata bahari Banten, didukung akses yang mudah, pantai bersih, dan keamanan aktivitas wisata bahari.
Komitmen Menuju Energi Mandiri dan Pemberdayaan Masyarakat
Harryadin Mahardika, Prinsipal Pulau Lima Resort, menyatakan bahwa resort ini dirancang sebagai destinasi ramah lingkungan dengan kemandirian energi.
“Resort ini akan dilengkapi dengan instalasi panel surya yang secara bertahap akan menggantikan penggunaan genset, mendukung konsep energi mandiri,” ujarnya.
Selain itu, manajemen resort berkomitmen melibatkan masyarakat sekitar, termasuk pemilik perahu, perajin, dan seniman, melalui berbagai lokakarya yang akan diadakan di area wisata. Harryadin menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Provinsi Banten atas kemudahan proses perizinan usaha yang diterima.
Dengan keberadaan Pulau Lima Resort, diharapkan Banten mampu memperkuat citra sebagai destinasi wisata bahari unggulan di Indonesia, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat lokal.












