SERANG – Polemik dugaan ucapan diskriminasi dan pengancaman Oknum Kepala desa (Kades) Bojot, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Banten MN kepada salah satu Wartawan Ali Imron yang sedang melakukan tupoksinya beberapa waktu lalu menimbulkan tanda tanya publik, pasalnya Kades Bojot sampai detik ini belum mengklarifikasi pernyataannya baik tertulis maupun secara langsung kepada Redaksi yang di catutnya, sehingga muncul spekulasi apakah secara jasmani dan rohani sang Kades sehat ?
Pertanyaan ini muncul setelah beberapa waktu lalu menurut pengakuannya sendiri MN telah mengalami kegagalan karena tidak lolos menjadi Abdi Negara di kancah Militer sehingga mentalnya pernah terganggu, padahal secara aturan untuk mencalonkan diri menjadi kepala desa, selain daripada pendidikan dan berkelakuan baik tentunya riwayat kesehatan pun termaktub dalam isi persyaratan, karena nantinya Kepala desa akan memiliki wewenang penuh dan berperan penting atas regulasi peraturan khususnya dalam mengelola anggaran di desa tempat dia mengabdi.
Menurut informasi, sepak terjang sang Oknum Kades pernah menuai Kontroversi karena berurusan dengan Inspektorat Kabupaten Serang. Hal itu ditengarai adanya aduan dari Warganya bersama Aktivis Pemuda Pancasila PAC Jawilan terkait regulasi pembangunan Paving Blok diduga tidak sesuai spesifikasi, namun hingga kini belum diketahui secara pasti hasilnya. Bahkan menurut pengadu, laporan yang dibuatnya malah dituding memiliki muatan kebencian pribadi terhadap MN padahal secara temuan di lapangan memang diduga kuat tidak sesuai dan itu dibenarkan oleh pejabat terkait.
Berkaitan dengan hal tersebut, Wartawan mencoba menggali informasi dengan mengkonfirmasi rekan sejawat di lingkungan Kecamatan Jawilan yakni Ketua APDESI Jawilan, Herman yang juga Kades Maja Sari guna mempertanyakan apakah Pemerintah Desa se Jawilan anti kritik dan alergi terhadap Wartawan, dan apakah diskriminasi ini sudah sering terjadi.
Ketua APDESI Jawilan mengatakan Pemerintah Desa se-Jawilan tidak memiliki sifat seperti itu (diskriminatif,-red) kepada Wartawan. Ia mengaku, pihaknya terbuka terhadap informasi publik. Menurutnya, kemungkinan hanya MN saja yang berperilaku seperti itu yang lainnya tidak.
“Kami terbuka kepada Wartawan. Mungkin kayaknya hanya itu saja susah (MN,-red). Maaf saya lagi nyetir belum bisa memberikan tanggapan,” kata Herman, (30/9).
Kemudian, untuk mempertegas pernyataan tersebut Wartawan kembali mengkonfirmasi Herman hari ini Jum’at 3 Oktober 2025. Sayangnya, Ketua Kepala Desa se-jawilan itu tidak menjawab seolah membenarkan pernyataan sebelumnya. Ditanya kembali terkait pembinaaan oleh unsur Pemerintah Kecamatan Jawilan, ia hanya memberitahu bahwa dirinya sedang melaksanakan rapat dan mengirimkan foto surat undangan kegiatan.
Sementara itu, Plt Camat Jawilan, Usman ketika dikonfirmasi mengenai pembinaan terhadap kepala desa di bawah naungannya belum menjawab.
Di sisi lain, Persoalan intimidasi Pers sebelumnya pernah terjadi di wilayah Kecamatan Jawilan, seperti insiden pemukulan para Wartawan dari berbagai Media yang sedang meliput penindakan di PT Genesis Regeneration Smelting oleh Kementrian Lingkungan Hidup, kasus pemukulan tersebut bukan terjadi kepada Wartawan saja bahkan pihak Kementrian Lingkungan Hidup turut menjadi korban keberingasan pemukulan para oknum Bang Jago kala itu.
Saat ini, kasus tersebut sudah dalam penanganan pihak Kepolisian Kabupaten Serang yang bergerak cepat menangkap para pelaku, tinggal menunggu proses Kejakasaan Kabupaten Serang dan tahap sidang Pengadilan.
Hingga berita diterbitkan, Wartawan masih mencoba mengkonfirmasi pihak-pihak terkait.

 
							










