SERANG – Limbah kotoran unggas di Blok Batu Numpuk Desa Nanggung, Kecamatan Kopo tepatnya dijalan raya Cikande-Rangkasbitung (Cirabit) KM 13,5 membuat resah masyarakat. Pasalnya, akibat pembuangan limbah sembarang, kini lingkungan sekitar menjadi tercemar.
Warga kampung Curigsari, Rengga mengaku kesal dengan keberadaan limbah unggas di wilayahnya karena menimbulkan bau busuk dan sangat menggangu pernapasan. Saat ini, kata dia, akibat bau busuk lalat-lalat pun berterbangan bahkan tak jarang hinggap di makanan.
“Semenjak bau menyengat jadi banyak lalat yang hinggap dimakanan, apalagi kalau arah angin dari Batu Numpuk. Kami khawatir dengan kesehatan kami dan anak-anak kami. Maka dari itu, kepada Pemerintah Kabupaten Serang khususnya Bapak dan Ibu Polisi keberadaan limbah ini jelas melanggar hukum, tangkap saja pelakunya. Jelas sudah merugikan masyarakat,” terang Rengga, Rabu (10/9/2025).
Di sisi lain, menyikapi keluhan masyarakat, Wakil ketua Ormas Pemuda Pancasila Kecamatan Jawilan, Ujang bersama tim melakukan penelusuran bau busuk diwilayahnya dan menghubungi pengelola tanah kosong yang menjadi tempat pembuangan.
”Alhamdulilah kami sudah menemukan sumber bau busuk, kami pun sudah menghubungi salah satu orang yang dipercaya untuk menjaga lahan tersebut. Kata dia sewaktu ditanya, saya juga tidak tahu bang cuma saya dengar itu yang bertanggung jawab Suanda, coba aja abang temui dia (penanggung jawab,-red),” kata pria yang kerap disapa Ujep sambil menirukan hasil konfirmasi pemilik lahan.
Suanda yang katanya sebagai penanggung jawab pembuangan limbah ketika dikonfirmasi mengakui bahwa pembuangan limbah kotoran unggas memang berada di lokasi tersebut.
“Awalnya mau buang ke belakang gudang oleh Amsu, karena itu di portal maka kami buang ke tanah dekat warung saya,” kata Suanda.
Ditanya berapa jumlah limbah yang sudah dibuang, kata Suanda, pembuangan di lokasi tersebut atas permintaan masyarakat, namun ketika diminta bukti dasar persetujuannya, dia tidak menjawab.
”Yang kami buang ke lokasi tersebut sekitar 10 mobil dan lokasi tersebut atas permintaan masyarakat, katanya mau tanam jagung 10 hektare,” kata Suanda.
Hingga berita ini diterbitkan, awak Media masih mencoba mengkonfirmasi pihak-pihak terkait.