LEBAK – Dengan mengusung Tema, “Badan Sehat Selalu Semangat”, Gerakan Mandalawangi Peduli, Kementerian Kesehatan bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak mengadakan Bakti sosial melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis kepada masyarakat di Binong Raya, Kecamatan Bojongmanik Selasa (31/12/2024).
Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat adat, khususnya warga Baduy Dalam dan Baduy Luar, yang memiliki keterbatasan dalam mendapatkan fasilitas kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Lebak dr.Budhi Mulyanto mengatakan, Kegiatan ini sangat positif khususnya bagi masyarakat yang tinggal di pedalaman. Menurutnya, disamping mengadakan Bakti sosial Dinkes Lebak juga bisa melihat persoalan kesehatan masyarakat secara langsung, terlebih kepada masyarakat yang kesulitan mendapatkan layanan kesehatan.
“Apabila di lihat memang salah satunya indikatornya adalah akses ke lokasi Puskesmas dan Pustu yang sulit untuk dijangkau. Secara jarak mungkin tidak jauh, tetapi fasilitas transportasi tidak tersedia atau tidak dapat mereka gunakan karena aturan adat,” kata dr.Budhi di sela kesibukannya.
Ia juga menjelaskan bahwa, dalam kunjungannya bersama Kementerian Kesehatan, poin penting yang perlu diperhatikan ke depan adalah penyediaan fasilitas bagi petugas kesehatan yang turun ke lapangan, mengingat mereka harus berusaha keras agar dapat sampai ke Baduy Dalam.
“Disamping harus berjalan kaki naik-turun perbukitan dan menyeberangi sungai, mereka juga memerlukan dukungan agar kunjungan ke masyarakat Baduy Dalam menjadi lebih maksimal,” jelas dr.Budhi.
Kemudian, lanjutnya, hal lain yang membatasi layanan kesehatan masyarakat adat Baduy adalah rendahnya jumlah penerima jaminan kesehatan, yakni hanya 30%. Tentunya dapat dimaklumi karena sampai saat ini dari 13 ribu penduduk, baru 9 ribu orang yang memiliki KTP sehingga Dinkes setempat kesulitan untuk mengusulkan kepemilikan jaminan kesehatan masyarakat.
“Padahal Kemenkes sudah welcome dan siap menjamin warga Baduy, tapi masalahnya adalah data kependudukan,” lanjut dr.Budhi.
Selain itu, katanya, Jika membangun sarana kesehatan di Baduy, misalnya di Binong Raya, fasilitas tersebut hanya akan mencakup satu kampung. Secara kemanfaatan, membangun fasilitas baru untuk cakupan kependudukan yang kurang dari 20 ribu dinilai kurang efisien.
“Maka memang perlu program khusus dan fasilitas khusus untuk masyarakat adat seperti di Baduy ini,” tandas dr.Budhi.
Dari pantauan tintakitanews.com, kegiatan yang masih berlangsung ini dihadiri ratusan masyarakat notabene berasal dari Baduy Dalam, Baduy Luar, dan sekitarnya.