SERANG – Pembangunan Jembatan Tipar yang berlokasi di Desa Pagintungan, Kecamatan Jawilan di soal Warga. Pasalnya, Proyek dengan Volume kurang lebih 6X4 meter tersebut, kini kualitasnya patut dipertanyakan.
Dari pantauan media, Pada Kamis (15/8/2024), Kondisi Jembatan Tipar yang baru saja selesai di kerjakan, semen coran yang menempel pada material penyangga mengelupas hingga mengakibatkan debu, kuat dugaan bahan materialnya tidak sesuai Standar Operasional.
Salah satu Warga yang minta namanya tidak dipublish menuturkan, Proyek jembatan yang menelan anggaran kurang lebih Rp360 juta tersebut, diduga banyak terjadi pelanggaran. Pertama, tidak sesuai musyawarah pengajuan. Kemudian, dalam pelaksanaannya tidak sesuai Standar Operasional, terlebih saat proses realisasi yang terkesan lemah pengawasan, baik dari Dinas terkait maupun Perangkat Pemerintah Desa sekitar termasuk BPD seolah tidak berfungsi.
“Musyawarah dilakukan ketika pengajuan tapi sudah realisasi tidak ada komunikasi. Diem-diem bae. Sewaktu bangun jembatan Tipar ini, uangnya sih cepat terealisasi secara cash. Boleh dikatakan upah dulu, kerja belakangan. Yang saya lihat bahan material saja tidak sesuai dengan spesifikasi. Aneh, masa semen saja belinya tidak sekaligus alias eceran. Kemudian besi ulir yang dipasang untuk penyangga sebagai bantalan jalan juga seperti tidak sesuai. Bahkan, parahnya pengadukan bahan materialnya dilakukan secara manual, jelas saja terlihat asal-asalan. Apabila seperti ini kan jadi khawatir tidak ada kekuatan. Dampaknya kualitasnya pun patut dipertanyakan termasuk segi pengawasan Desa dengan BPD nya,” jelasnya.
Ia juga menilai bahwa, proyek jembatan Tipar dikerjakan seperti tergesa-gesa. Padahal, kata dia, yang namanya membuat infrastruktur apalagi jalur penyangga tentunya harus betul-betul di kerjakan dengan benar. “Ini malah seolah dikejar Deadline tanpa memperdulikan kualitas kekuatan jembatan,” tegasnya.
Lebih lanjut, pihaknya berharap kepada dinas terkait dan Aparat Penegak Hukum agar segera menindaklanjuti keluhan masyarakat di Desa Pagintungan, Kecamatan Jawilan. “Segera menindak tegas apabila ditemukan melanggar ketentuan yang berlaku apalagi sampai merugikan uang negara,” tandasnya.
Hal senada diungkap Warga lain, menyoal kondisi jembatan Tipar yang seharusnya saluran airnya dibangun lebih tinggi dari permukaan awal. Ia khawatir dengan kondisi hujan dipastikan air naik ke atas akibat kurangnya ukuran dasaran sehingga merusak bangunan.
“Kalau seperti itu nantinya jika musim hujan datang, pasti air mudah sekali meluap lebih cepat, mengikis jembatan sehingga ambruk. Alhasil Warga tidak bisa melalui jalur penghubung itu,” singkatnya.
Sebelum berita ini dimuat, awak media masih mencoba mengkonfirmasi pihak-pihak terkait.