BANTEN – Setelah diselenggarakannya acara sakral wisudawan wisudawati STAI & STKIP Syekh Manshur Pandeglang pada hari Selasa, 19 Desember 2023 di Hotel Horison Altama Pandeglang Muhammad Apud mengemukakan perjalan selama kuliah yang berangkat dari orangtua sebagai petani.
Muhammad Apud atau biasa disapa Apud ini merupakan anak laki-laki dari pasangan Bapak Rohman dan Ibu Adijah.
Muhammad Apud adalah mahasiswa yang aktif di kampusnya. Akan tetapi dilain sisi Muhamad Apud juga berkecimpung atau aktif di Organisasi Nasional serta Primordial kedaerahan, mulai dari Federasi Mahasiswa Islam (FMI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala), Pergerakan Mahasiswa Kecamatan Cikulur (PMKC), Serikat Mahasiswa Aspirasi Rakyat dan berbagai macam kegiatan berikut aktivitasnya.
Satu hal yang paling sampai sekarang masih teringat yaitu Aktivis satu ini pernah merenovasi rumah nenek-nenek yang bernama Mbok Rumi yang rumahnya hampir roboh di pesisir pantai ceria Kecamatan Labuan, dengan gigih dia mengawal dan mencari dana diluar sampai pada akhirnya rumah tersebut dibedah hingga selesai sesuai dengan perencanaan.
Lelaki lapangan yang lahir di Lebak, Provinsi Banten ini, menceritakan bahwa dirinya tidak pernah berhenti berjuang untuk meraih gelar Sarjana Pendidikan karena itu merupakan keinginan dari orang tuanya sejak lama.
Apud juga menceritakan bahwa dirinya dibesarkan dari orang tuanya yang bekerja sebagai petani kebun dan ladang di Kp. Talaga Desa Muaradua, Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak.
Berangkat dari seorang anak petani dia masuk angkatan 2019 dan lulusnya ini (2023) atau lebih tepatnya Selasa, 19 Desember 2023 di Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh Manshur (STAISMAN) Pandeglang.
Menurutnya perjuangannya meraih cita-cita memang tidaklah mudah. Banyak tantangan yang harus ia lewati selama menjadi mahasiswa & Aktivis.
Tantangannya dari segi keuangan, selain itu dari saya secara pribadi hampir menyerah ketika berada pada fase semester II yang dimana pada semester II tersebut saya harus bisa memanage antara tugas pondok pun tugas matakuliah. Akan tetapi setelah dijalani ternyata hikmah dibalik perjuangan ini sangat luar biasa. Sehingga Output daripada itu bermuara kepada pendewasaan diri dan semangat perubahan dalam pribadi, ujar pemuda berkulit sawo mateng itu.
Apud merasa sangat bangga karena dia mampu menyelesaikan kuliahnya dari hasil keringat seorang petani dengan hasil yang tidak mengecewakan.
Setelah lulus meraih Sarjana Pendidikan kini Apud harus berjuang kembali dengan niat hati ingin melanjutkan strata pendidikannya ke jenjang S2 melalui jalur beasiswa.
Sudah mencoba berdialog dengan beberapa pengelola kampus dan lembaga yang memiliki beasiswa strata II (S2) di Banten namun belum ada hasil yang diharapkan.
Dengan usaha yang dilakukannya sekarang Apud berharap bisa
mendapatkan beasiswa Strata II (S2) sesuai dengan cita-citanya.
Semoga, jalan untuk mendapatkan Beasiswa Strata II (S2) Jurusan Pendidikan tersedia di Provinsi Banten bisa cepat diraihnya.
Sehingga Apud tidak perlu jauh-jauh mencari beasiswa Strata II (S2) keluar Banten.