BATANG – Hari lahir Pancasila yang jatuh pada tanggal 1 Juni, menjadi momen penting dalam sejarah Indonesia. Pada tanggal tersebut, Presiden pertama Indonesia, Soekarno, menyampaikan pidato yang bersejarah dalam Sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tahun 1945. Pidato tersebut menghasilkan lima butir sila yang kemudian menjadi dasar negara.
Bupati Batang, Lani Dwi Rejeki, menjelaskan bahwa kelima butir sila tersebut mengandung filosofi yang harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, dan bukan hanya sekadar dibaca. Sila pertama, Ketuhanan, mengajarkan masyarakat untuk menjalankan agama sesuai dengan keyakinan masing-masing. Sila kedua, Kemanusiaan, menekankan pentingnya toleransi terhadap lingkungan dan sesama manusia. Sila ketiga, Persatuan, menunjukkan pentingnya kerja sama dan kebersamaan. Sila keempat, Kerakyatan, mengajarkan pentingnya musyawarah dalam menyelesaikan masalah. Dan sila kelima, Keadilan Sosial, mengedepankan keadilan yang merata dalam masyarakat.
Setelah memimpin Upacara Hari Lahir Pancasila di halaman Pendopo Kantor Bupati Kabupaten Batang, PJ Bupati Lani Dwi Rejeki berharap agar masyarakat tetap menunjukkan tingkat toleransi yang tinggi, terutama menjelang tahun politik, Kamis (1/6/2023).
“Dalam situasi politik yang sering kali memunculkan perbedaan pendapat, Lani mengajak semua elemen masyarakat untuk saling menghargai dan menjunjung tinggi rasa persatuan,” ungkapnya.
Lani juga mengimbau seluruh elemen masyarakat agar tetap menjaga agar kelima butir sila Pancasila tersebut dapat diterapkan sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Hal ini penting untuk menjaga harmoni dan kestabilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan Indonesia dapat terus maju dan sejahtera sebagai negara yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur Pancasila,” pungkasnya.