JAKARTA — Syafrudin Budiman SIP atau biasa disapa Gus Din selaku Ketua Umum DPP Partai UKM Indonesia menyampaikan berita duka. Tokoh perempuan NU, Nyai Hj Lily Khodijah Wahid binti KH A Wahid Hasyim sekaligus cucu pendiri NU KH Hasyim Asy’ari wafat pada Senin (09/05/2022).
“Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Keluarga besar Nahdlatul Ulama dan masyarakat muslim Indonesia berduka. Nyai Hj Lily Khodijah Wahid binti KH A Wahid Hasyim, cucu dari pendiri NU KH Hasyim Asy’ari wafat pada Senin sore 9 Mei 2022. Almarhumah wafat sekitar pukul 16.28 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta,” kata Syafrudin Budiman SIP Ketua Umum DPP Partai UKM Indonesia yang juga dekat dengan Nyai Lily Wahid, Senin sore (09/05/2022).
Gus Din mengabarkan berita duka ini setelah menerima kabar informasi dari Keluarga Besar Alumni Pesantren Ciganjur Mustiko Dwipoyono. Berdasarkan informasi yang diterima, jenazah adik dari KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini akan disemayamkan di West Covina Blok SH 6/31, Kota Wisata Cibubur, Bogor.
“Nyai Lily Wahid, Insya Allah jenazah akan dimakamkan di pesantren Tebuireng Jombang. Insya Allah besok pagi berangkat dari rumah duka, Selasa 10 Mei 2022 pukul 05:00,” kata Gus Din.
Menurut Gus Din Nyai Hj. Lily Chodijah Wahid atau yang akrab dipanggil Nyai Lily Wahid lahir pada tanggal 4 Maret 1948. Beliau (red-Nyai Lily Wahid) adalah anak kelima dari pasangan suami istri KH A Wahid Hasyim dengan Ibu Nyai Solichah.
“Sosok Nyai Lily Wahid adalah sosok perempuan muslim yang tangguh. Beliau dikenal sebagai politisi, akademisi dan ibu yang baik. Saya menganggap beliau adalah Ibu dan Guru yang baik bagi generasi muda seperti saya. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT dan bagi yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” terang Gus Din
Katanya, Nyai Lily Wahid adalah pribadi yang suka membaca banyak hal dan menyukai bidang seni. Bahkan sudah ribuan buku dilahap untuk menjadi inspirasi pemikiran Nyai Lily Wahid.
Katanya, Nyai Lily Wahid dikaruniai tiga anak dari suaminya yang wafat tahun 1987. Ia adalah sosok yang sangat aktif dalam berorganisasi. Keaktifannya tersebut tak lepas dari pengaruh sosok ibu yang juga aktif.
“Ketika duduk di bangku SMA, beliau telah aktif di IPPNU dan KAPPI. Beliau menjabat sebagai ketua 1. Beliau juga yang memindahkan IPPNU dari Yogyakarta ke Jakarta,” jelas Gus Din menjelaskan riwayat beliau dari biografi-nya.
Nyai Lily Wahid merupakan sosok perempuan yang cerdas. Berkat kecerdasannya setelah tamat SMA beliau diterima di Fakultas Kedokteran UI. Ia juga sosok yang teguh pendirian yang merupakan cirinya sejak muda. Dimana jika ada yang diyakininya benar, itulah yang dipertahankannya.
“Saya pernah ngobrol berdua di Ballroom Hotel Mandarin Oriental Surabaya Jl. Tunjungan, Surabaya di tahun 2018. Saya jelaskan, bahwa kita sama sama keturunan pendiiri NU awal berdiri. Nyai Lily Wahid adalah cucu KH. Hasyim Asy’ari Mustasar PBNU pertama kali dan saya Gus Din cicit KH Hasan Basri (Hasan Gipo) asal Ampel Surabaya. Beliau langsung nunduk kepala dan penuh rasa hormat. Dari sanalah saya menjadi akrab dan sering konsultasi ke Nyai Lily Wahid,” ungkap Gus Din bercerita. (red)