BOGOR – Warga Kecamatan Parung Panjang mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor untuk segera merealisasikan jalur khusus Mobil pengangkut Batu. Pasalnya, jalan yang juga dilalui oleh masyarakat tersebut kondisinya sudah rusak parah.
Mereka meminta kepada Pemkab Bogor agar tidak tutup mata terkait masalah Realisasi jalur khusus tambang dan Revitalisasi Jalan Raya Parung Panjang karena kini sudah menuai Pro dan Kontra di semua Kalangan.
Ketua Aliansi Ider Jagat Sektor Parung panjang, Arapik mengatakan, solusi terbaik yaitu segera tindaklanjut permohonan masyarakat. Mengingat, kedepannya akan ada dampak dan menimbulkan berbagai persoalan, terlebih pada mobilitas Warga Masyarakat Parung Panjang.
“Kemacetan serta permasalahan sosial itu yang menjadi atensi. Seperti contohnya transporter perihal ritasi pengiriman menjadi terhambat dan jelas akan berdampak kepada kerugian Perusahaan dan Karyawannya. Ditambah lagi Risiko pengguna Jalan dikhawatirkan terjadi Kecelakaan Lalulintas,” kata Arapik, Rabu (10/7/2024) kepada media.
Arapik menilai bahwa, keinginan tersebut atas pertimbangan Masyarakat. Untuk itu, lebih baik pemerintah fokus kepada realisasi adanya jalur khusus mobil tambang-tambang. Ia juga menegaskan, pihaknya bersama masyarakat akan melakukan aksi demonstrasi di Kantor Pemkab Bogor dan Pemprov Jawa Barat untuk menyuarakan keresahan dan ketidaknyamanan yang mereka rasakan.
“Kami, Aliansi Ider Jagat, sektor Parung Panjang yang tergabung dalam Organisasi masyarakat bersama masyarakat Kecamatan Parung Panjang akan menggelar aksi demo didepan kantor pemerintah Kabupaten Bogor, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bahkan sampai ke Presiden RI agar keluhan kami didengarkan,” tegasnya.
Lebih jauh, Arapik menjabarkan, bahwa perlu diketahui Jalan Raya Parungpanjang milik Pemerintah Provinsi (pemprov) yang di atur oleh Peraturan Bupati (Perbup) ini seakan tidak memiliki kepastian hukum pada pelaksanaanya, padahal seruan dan aksi telah disuarakan dari tahun 2014 hingga 2024, pada tuntutanya agar segera direalisasikannya jalur khusus tambang yang memang dianggap suatu solusi permanen dalam mengatasi permasalahan jalur lintas tambang.
“Kendati demikian beragam aksi telah kami lakukan, hasilnya masih saja pada hisapan jempol belaka, kami akan terus berjuang mulai dari Pemda, Pemprov dan kepada Presiden,” tandasnya.
Disisi lain, Robi pengendara roda dua mengeluhkan keadaan jalan yang sudah tidak layak di lewati.
“Kalu ada jalan lain nggak mau saya lewat sini, mending jalan di tanah daripada jalan ini udah gak bisa pilih-pilih lagi. Apalagi kalu pas mobil besar sudah keluar yang tidak beraturan jadi riskan dengan keselamatan,” ungkapnya.